suria

Majikan aniaya pekerja bakal jadi musuh Allah di akhirat! Berdosa besar jika lambat bayar gaji

Gaji yang tertunggak boleh menyebabkan pekerja berdepan masalah kewangan. -Gambar hiasan AI

ISLAM menyeru umatnya bekerja bagi mencari rezeki yang halal untuk meneruskan kehidupan seharian. 

Paling penting, kita perlu tahu hak seorang pekerja agar rezeki yang diraih itu halal dan berpadanan dengan tenaga yang dikerah.

Menurut laman web Mufti Wilayah Persekutuan, gaji yang dijanjikan hendaklah dibayar mengikut terma perjanjian.

Bahasa yang digunakan dalam hadis adalah 'sebelum peluh kering' seperti dalam hadis yang diriwayatkan daripada Ibn Umar R.Anhuma, Nabi SAW bersabda:

Maksudnya: “Berikanlah upah pegawai (buruh), sebelum kering peluhnya.” [Riwayat Ibn Majah, al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra dan al-Tabarani dalam al-Mu’jam al-Saghir]

Imam al-Munawi berkata: “Haram hukumnya menunda gaji pekerja sedangkan tidak ada kekangan untuk segera menyerahkannya. 

Perintah untuk menyerahkan gaji sebelum kering peluh para pekerja adalah satu kiasan atas wajibnya menyegerakan setelah pekerjaan mereka selesai, ketika para pekerja memintanya meskipun belum sampai berpeluh, atau berpeluh dan telah kering.” [Lihat Faidh al-Qadir]

Majikan perlu membayar gaji pada masa yang ditetapkan. -Gambar hiasan AI

Walaupun begitu, penggajian boleh juga (diberi) berdasarkan kesepakatan antara pekerja dan majikan sama ada dibayar mengikut harian, mingguan atau bulanan. 

Ada juga dibayar dalam bentuk sekali gus atau mengikut jam. 

Oleh itu, jika hal seperti ini sudah disepakati, maka ia hendaklah ditunaikan mengikut kesepakatan tersebut. 

Sesungguhnya Islam sangat menitikberatkan kebajikan seorang pekerja serta memberi peringatan keras terhadap majikan yang menzalimi pekerjanya.

Dalam satu hadis qudsi, Nabi SAW meriwayatkan bahawa Allah SWT berfirman:

Maksudnya: “Terdapat tiga golongan yang akan menjadi musuh-Ku pada hari Kiamat… (salah satunya ialah) orang yang mempekerjakan orang lain, namun setelah orang tersebut memenuhi tugasnya, upahnya tidak dibayarkan. [Riwayat al-Bukhari dan Ibn Majah]

Imam al-Subki dalam satu fatwanya pula menyebut:

Maksudnya: “Seseorang yang mengupah orang lain bekerja, kemudian orang tersebut telah menunaikan tugasnya dengan baik, namun dia tidak memberikan upahnya, adalah sama seperti orang yang menghambakan manusia merdeka.

“Dia menghalang orang lain untuk memperbanyakkan ibadah-ibadah sunnah. Maka ini sama sahaja dengan orang yang menjual manusia merdeka kemudian memakan hasilnya. Ini adalah dosa yang sangat besar.” [Lihat Fatwa al-Subki]

Artikel Lain